TRANSLITE KE BAHASA

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Contoh BAB I Pendahuluan dalam Pembuatan Makalah, PTK dan Skripsi


BAB I
 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
             Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Dengan pendidikan, manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Oleh karena itu masalah pendidikan perlu mendapat perhatian dan penanganan yang lebih baik menyangkut berbagai masalah yang berkaitan dengan kuantitas, kualitas dan relevansinya.
             Setidaknya ada dua Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yang pernah dimiliki Indonesia yaitu Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang selanjutnya lebih dikenal dengan nama UUSPN. Dan yang kedua Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang selanjutnya telah dikenal dengan nama UU SISDIKNAS, sebelum adanya kedua Undang-undang yang mengatur tentang Sistem Pendidikan Nasional, Indonesia hanya memiliki Undang-undang tentang pokok-pokok pengajaran dan pendidikan yaitu Undang-undang Nomor 4 tahun 1950.
Sumantri dan Sukmadinata (dalam Wardani, 2012) karakteristiknya anak SD antara lain, senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, senang melakukan sesuatu secara langsung, suka menangis atau cengeng, anak sulit memahami pembicaraan orang lain, senang diperhatikan, serta senang menirukan orang yang ada disekitranya untuk dipraktikkan secara langsung.
Piaget (dalam Susanto, 2013: 77) menyatakan bahwa setiap tahapan perkembangan kognitif pada anak mempunyai karakteristik yang berbeda. Sacara garis besar dikelompokkan menjadi empat tahap, yaitu:
1.    Tahap sensori motor (usia 0-2 tahun) dimana pada tahap ini ana belum memasuki usia sekolah.
2.    Tahap pra-operasional (usia 2-7 tahun), pada tahap ini kemampuan kognitifnya masih terbatas. Anak masih suka meniru perilaku orang lain.
3.    Tahap oprasional kongkret (usia 7-11 tahun), pada tahap ini anak sudah mulai memahami aspek-aspek komulatif  materi, mempunyai kemampuan memahami cara mengkombinasikan beberapa golongan benda yang bervariasi tingkatannya selain itu anak sudah mampu berpikir sistematis mengenal benda-benda dan peristiwa-peristiwa kongkret.
4.    Tahap oprasional formal (usia 11-15 tahun),  pada tahap ini anak sudah menginjak remaja, perkembangan kognitif peserta didik pada tahap ini telah memiliki kemampuan mengoordinasikan dua ragam kemampuan kognitif baik secara serentak maupun beruntun.
       Dengan demikian pada usia sekolah dasar yang umumnya berusia 6-12 tahun yaitu mulai memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dengan cara memyelidiki, mencoba, dan bereksperimen mengenai suatu hal yang dia anggap menarik bagi dirinya serta siswa sudah mampu memahami cara mengkombinasikan beberapa golongan benda yang bervariasi tingkatannya selain itu anak sudah mampu berpikir secara sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa kongkret.
       Namun, kenyataannya adalah hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika khususnya materi jenis dan besar sudut di kelas V SDN Jetis 2 tahun pelajaran 2018-2019 masih rendah, belum sesuai dengan standar keberhasilan yang ditetapkan, belum semua siswa dapat mencapai nilai 65,00 yaitu batas tuntas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari 12 peserta didik yang mencapai nilai di atas KKM hanya 5 peserta didik. Jika diprosentasekan, maka angka ketuntasan pada tes evaluasi materi jenis dan besar sudut ini hanya 41,66 % (kurang dari 75%).
       Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran dengan memilih metode, teknik, strategi serta media pembelajaran agar diperoleh peningkatan hasil belajar peserta didik khususnya pelajaran matematika di kelas V SDN Jetis 2. Matematika merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengembangkan cara berfikir, sehingga matematika sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
       Rayanda Asyar (2012: 8) berpendapat bahwa media pembelajaran dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari sumber secara terenana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
       Sebagai guru professional penulis berupaya untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi tersebut dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran, penelitian ini juga ditunjukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK 4501) pada program studi S-I PGSD FKIP Universitas Terbuka, dengan menyusun laporan perbaikan dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran Matematika Materi Jenis dan Besar Sudut Menggunakan Media Jam Sudut di Kelas V SD Negeri Jetis 2 Semester I Tahun Pelajaran 2018 – 2019”.
1.       Identifikasi Masalah
Selama kegiatan pembelajaran Matematika tentang jenis dan besar sudut berlangsung, penulis melakukan observasi terhadap semua kegiatan pembelajaran dan hasilnya terdapat beberapa masalah yang muncul. Yaitu pada mata pelajaran Matematika kelas V di SD Negeri Jetis 2 Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tersebut dan permasalahan siswa terhadap materi pembelajaran dengan materi jenis dan besar sudut diantaranya yaitu:
a.         Siswa mengalami kesulitan dalam menentukan sudut dari benda atau bangun.
b.        Siswa kesulitan mengukur besar sudut.
c.         Siswa kesulitan membedakan jenis-jenis sudut.
d.        Siswa kesulitan memecahkan masalah yang berhubungan dengan sudut dalam kehidupannya.


2.       Analisis Masalah
               Setelah dilakukan identifikasi masalah, penulis mendiskusikan masalah tersebut dengan supervisor 2 sehingga ditemukannya analisis masalah dalam  hasil belajar tersebut yang disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya sebagai berikut :
a.         Banyak peserta didik yang berpendapat bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit, sehingga sebagian besar peserta didik kurang menyukai pelajaran matematika, sehingga minat belajar rendah, sehingga hasil belajar yang diinginkan kadang tidak tercapai.
b.        Proses belajar mengajar masih teacher centered sehingga peserta didik pasif dan merasa bosan terhadap pelajaran matematika.
c.         Guru jarang menggunakan media atau alat pembelajaran yang seharusnya melibatkan peserta didik dalam penggunaannya.
d.        Adanya keterbatasan media membuat guru kesulitan menjelaskan materi tertentu dalam pembelajaran matematika.
3.       Alternatif dan Pemecahan Masalah
Oleh karena itu agar tujuan pembelajaran tercapai, maka guru perlu memilih model dan media pembelajaran yang tepat sesuai materi yang disampaikan yang melibatkan peserta didik aktif dan termotivasi dalam belajar. Arsyad (2013: 10) menyampaikan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar. Ada banyak media yang bisa digunakan, salah satunya yaitu media jam sudut. Jam sudut ini dibuat semenarik mungkin agar peserta didik tertarik untuk menggunakannya sehingga dapat aktif mengikuti pembelajaran. Media jam sudut ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung, bahkan media ini dapat melibatkan partisipasi peserta didik secara aktif sejak awal.


B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis masalah diatas, penulis melakukan diskusi dengan supervisor 2, maka ditemukannya rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
1.    Apakah dengan menggunakan jam sudut dapat meningkatkan hasil pembelajaran Matematika tentang jenis dan besar sudut di kelas V SD Negeri Jetis 2?
2.    Apakah dengan menggunakan jam sudut dapat meningkatkan partisipasi siswa sehingga aktif dalam pembelajaran Matematika jenis dan besar sudut di SD Negeri Jetis 2?

C.  Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dengan melakukan penelitian perbaikan dalam kegiatan pembelajaran matematika dalam  penggunalan media jam sudut, penulis menginginkan suatu tujuan yang ingin dicapainya. Adapun tujuan tersebut harus sesuai dengan rumusan masalah yang ada, dengan demikian berikut tujuan yang ingin dicapai adalah:
1.      Untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Matematika tentang jenis dan besar sudut di kelas V SD Negeri Jetis 2 dengan penggunaan media jam sudut.
2.      Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Matematika tentang jenis dan besar sudut di kelas V SD Negeri Jetis 2 dengan penggunaan media jam sudut.

D.  Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
               Penelitian Perbaikan Pembelajaran yang telah populer dikenal dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), termasuk penelitian kualitatif karena tujuannya ingin menggambarkan realitis empirik dibalik fenomena. Tetapi dengan demikian, bisa untuk dijadikan suatu pengalaman dalam proses pembelajaran di lingkungan sekolah setempat yang lebih khususnya diterapkan pada kelas yang bersangkutan sehingga memiliki manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah.
               Adapun mamfaat yang didapat oleh masing-masing pihak adalah sebagai berikut:
1.    Manfaat bagi Siswa
Bagi siswa Dengan penggunaan media jam sudut pada pembelajaran matematika materi jenis dan besar sudut, dapat membantu dan melatih siswa berfikir kreatif dan logis, minat, dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta pembelajaran tidak membosankan, termotivasi untuk belajar lebih aktif, memiki pengalaman yang lebih bermakna dan terkesan, serta memiliki pemahaman materi yang jauh lebih meningkat.
2.    Manfaat bagi Guru
Dengan penggunaan media jam sudut pada pembelajaran matematika materi jenis dan besar sudut, dapat dijadikan pedoman guru untuk melaksanakan pembelajaran dan dapat mengoptimalkan penggunaan media dalam pembelajaran matematika. Meningkatkan wawasan pengetahuan, pemahaman, menemukan cara memcahkan masalah, meningkatkan kualitas pengelolaan kelas dan profesionalisme.
3.    Manfaat bagi Sekolah
Mutu standar kelulusan akan lebih baik dan dapat dipertanggung jawabkan terhadpat masyarakat atau orang tua siswa, karena kualitas guru dalam pengelolaan dan pembelajaran di kelas akan lebih teratur, sehingga akan menjadikan nilai tambah bagi sekolah SD Negeri Jetis 2 Kecamatan Curahdami kabupaten Bondowoso.
4.    Manfaat bagi Peneliti Lain
Bagi Peneliti Dengan penggunaan media jam sudut pada pembelajaran matematika materi jenis dan besar sudut, dapat menambah pengetahuan/wawasan khususnya dalam bidang pendidikan dan sebagai pengalaman yang berharga untuk melaksanakan tugas di masa yang akan datang.


2 Comment for "Contoh BAB I Pendahuluan dalam Pembuatan Makalah, PTK dan Skripsi "

Back To Top